Saham Gorengan


Apa itu Saham Gorengan?

Saham gorengan adalah saham yang diperdagangkan dengan harga yang sangat murah, kapitalisasi pasar sangat rendah, bahkan sebagian besar tidak likuid. Saham gorengan termasuk kategori saham yang berkualitas buruk. Biasanya ada bandar yang memainkan peran untuk menggerakan harga saham sampai melambung tinggi dalam kurun waktu beberapa hari.
Istilah gorengan merujuk pada makanan hangat yang harus cepat kamu habiskan. Begitu juga saham gorengan. Jika trader ikut membeli tetapi mampu menghasilkan keuntungan, segeralah untuk menghabiskan atau menjualnya.
Hal ini sempat menjadi perhatian banyak investor. Tidak jarang mereka mengklaim mendapatkan keuntungan yang besar sampai kerugian yang besar pula. Investor pemula yang baru terjun ke pasar saham harus selektif dalam memilih saham. Walaupun harganya naik secara signifikan, investor wajib memiliki banyak pertimbangan agar tidak terjebak kedalam hal yang sangat berisiko.

[sc name=”article-ads” ][/sc]

Ciri-Ciri Saham Gorengan

Pergerakan Harga yang Tidak Wajar

BEI melaksanakan pengawasan aktif terhadap saham yang bergerak tidak wajar selama lebih dari dua hari. Radar Komisi Sekuritas dan Bursa memberi sinyal masuk dan keluarnya saham gorengan karena aktivitas anomali (UMA). Hal ini dapat mengganggu terselenggaranya transaksi surat berharga yang tertib, wajar dan efisien. Namun demikian, pemberitahuan UMA tidak serta merta mengindikasikan pelanggaran peraturan perundang-undangan sektor pasar modal. Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia menerbitkan aturan penolakan otomatis untuk memastikan bahwa mengacu pada batas kenaikan/penurunan harga surat berharga. Batas penolakan otomatis saat ini sesuai dengan keputusan Dewan No. Kep00023/BEI/032020.

Salah satu ciri saham gorengan cenderung menjadi gambaran perusahaan publik yang terbelakang karena memiliki modal yang rendah dan dianggap sebagai investasi yang paling agresif dan berisiko. Selain itu dengan sumber daya perusahaan yang terbatas, perusahaan lebih rentan terhadap penurunan bisnis dan ekonomi. Hal ini juga dapat membuat perusahaan rentan terhadap karakteristik persaingan yang ketat dan ketidakpastian pasar.

Kenaikan Harga Tidak Sebanding dengan Kinerja

Karakteristik pergerakan harga saham ini tidak sebanding dengan kinerja keuangannya. Dalam situasi tertentu, tanpa fundamental yang baik, pergerakan harga akan tiba-tiba melonjak. Seringkali hal ini terjadi pada saham perusahaan yang relatif muda dengan informasi latar belakang yang terbatas. Perusahaan-perusahaan ini biasanya tidak memiliki rekam jejak yang terbukti dalam hal operasi, produk, aset, atau keuntungan. Karena itu, berinvestasi di perusahaan semacam itu sangat berbahaya.

Bid dan Offer yang Tidak Wajar

Bid adalah antrian untuk membeli saham dengan harga rendah, dan Offer adalah antrian untuk menjual saham dengan harga tinggi. Pada umumnya stok gorengan diperdagangkan dalam jumlah banyak, namun posisi bid dan ask sangat sedikit nominalnya. Antrian penawaran dan antrian penawaran juga tidak seragam, seringkali hanya dengan satu lot per bid, sehingga memudahkan para bandar untuk menaikkan harga saham mereka.

Likuiditas rendah

Ciri khas gorengan adalah fluiditasnya yang rendah. Seorang investor mungkin tidak selalu dapat menjual sahamnya pada waktu yang tepat. Juga, likuiditas yang rendah menghasilkan volume perdagangan yang rendah. Dengan demikian, bahkan transaksi yang relatif kecil dapat menyebabkan perubahan harga saham yang besar. Skema pump and dump adalah penipuan perdagangan populer yang menipu investor untuk membeli saham. Sejumlah besar saham gorengan dibeli saat naik. Bandar menjual saham mereka setelah investor lain membelinya. Ketika investor menyadari bahwa tidak ada fundamental untuk membuat harga saham naik, investor yang panik langsung menjual walaupun dalam keadaan rugi (cut loss).

Biasanya Berasal dari Saham Lapis Tiga

Saham lapis tiga adalah saham dengan kapitalisasi pasar kurang dari Rp 500 miliar. Harga rata-rata per lembar sahamnya relatif murah yaitu mulai dari Rp. 50 hingga Rp. 100 saja. Hal inilah yang mendorong investor membeli saham tersebut dengan harapan bisa meraup untung besar.

[sc name=”article-ads” ][/sc]

Bagaimana Cara Menggoreng Saham?

Untuk menggorang harga saham, bandar akan membuat rekomendasi berdasarkan analisa yang salah, menyesatkan, atau sangat dilebih-lebihkan secara massal. Media komunikasi seperti social media dan channel telegram biasanya juga digunakan bandar saham dalam menggoreng saham. Bandar kemudian mulai menyebarkan rumor, informasi palsu, atau hoax, secara bertahap meningkatkan sentimen positif pada saham dan menaikkan harga.
Misalnya, jika kamu melihat sebuah saham dengan harga Rp. 2.000 hari ini dan setelah beberapa saat akan meningkat secara signifikan. Kenaikannya bisa mencapai Rp. 2.500. Setelah beberapa saat menjadi Rp. 3.500. Bahkan keesokan harinya, saham mungkin mengalami penurunan angka. Jika harga naik, bandar akan segera melepas sahamnya dan menikmati keuntungannya. Karena itu, harga stok gorengan mudah dilelang. Namun saat harganya turun ke Rp. 1.000 saham menjadi tidak terjual alias nyangkut.

Cara Menghindari Investasi Saham Gorengan

Selali Pantau Harga dan Bid-Offer Saham

Jika kamu masih ingin berinvestasi saham gorengan, sebaiknya pantau terus pergerakan harga. Jika terlewat sedikit saja, perubahan harga saham-saham tersebut bisa berubah dengan cepat sehingga berpotensi mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

Pelajari tentang Analisis Bandarmologi

Analisis bandarmologi adalah metode analisis saham yang ditargetkan pada bandar yang membeli dan menjual saham. Metode ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan bandar yang menggerakkan harga saham.

Beli Saham Gorengan Secukupnya

Untuk meminimalkan risiko, investor harus membatasi anggaran untuk saham gorengan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, dan selalu gunakan uang dingin karena risiko yang dalam saham gorengan bisa berkalikali lipat dibandingkan dengan saham blue chip.

Gunakan Analisis Fundamental

Old but gold, analisa fundamental masih menjadi metode analisa terbaik yang menghasilkan orang-orang kaya seperti Warren Buffet dan Lo Kheng Hong.

[sc name=”multiplex-ads” ][/sc]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *